Link Air Mata Di Ujung Sajadah Telegram

Link Air Mata Di Ujung Sajadah Telegram

Film comeback aktris Citra Kirana dan Fedi Nuril

Film Air Mata di Ujung Sajadah menjadi momen comeback aktris Citra Kirana ke dunia film layar lebar.

Terakhir, ia terlibat dalam film Asih 2 yang rilis pada 2020. Citra Kirana juga sebelumnya membintangi beberapa film di antaranya Cinta Suci Zahrana (2012), Asih (2018), Satu Suro (2019), Twivortiare (2019), dan Nagabonar Reborn (2019).

Sementara bagi Fedi Nuril, film ini menjadi film pertama yang diperankannya pada tahun ini.

Sudah banyak judul film yang dibintangi oleh aktor berusia 41 tahun itu sejak berkarier pada 2004 lalu, di antaranya 48 Jam untuk Indah (2022), Mendadak Kaya (2019), Surga yang Tak Dirindukan (2015), 5 cm (2012), dan Ayat-ayat Cinta (2008).

Mengambil topik keluarga yang mengaduk-aduk emosi

Ronny Irawan selaku Produser berharap film Air Mata di Ujung Sajadah bisa meraih antusias dan simpati publik.

Terlebih sudah cukup lama tidak ada film Indonesia yang mengambil topik keluarga yang mengaduk-aduk emosi.

Spesial untuk film ini, Ronny juga sudah menyiapkan dua lagu soundtrack sekaligus, yakni Sepi (Yuni Shara) dan Dawai (Fadhilah Intan).

Menariknya lagi, skenario film ini ditulis sampai memakan waktu lima tahun, banyak bongkar cerita sana-sini sampai akhirnya dapat merangkai sebuah cerita yang begitu indah dan inspiratif.

Itulah bocoran sinopsis dan jadwal tayang film Air Mata di Ujung Sajadah yang sudah tayang di bioskop mulai hari ini, 7 September 2023.

Buat kamu yang ingin mengulik informasi terbaru seputar film atau drama Korea, silahkan kunjungi situs blog Mamikos dan temukan informasinya di sana.

Klik dan dapatkan info kost di dekat mu:

Kost Jogja MurahKost Jakarta Murah

Kost Denpasar Bali Murah

Curta as suas músicas sem interrupções

Pague uma vez e use por um ano inteiro

Use o Letras sem anúncios.

Benefícios Premium + aulas de idiomas com música.

Já é assinante? Faça login.

© 2002 PT Aquarius Musikindo

℗ 2002 PT Aquarius Musikindo

ini di sana. Kau bisa segera menumpang pesawat komersial apapun, tidak akan ada yang menghalangi kau melewati pintu imi­grasi, kami akan membiarkan kau tiba dengan aman di HongKong. ”Sayangnya, tidak ada yang boleh menemanimu, Thomas. Da­tanglah sendirian. Kau tidak perlu mengajak gadis wartawan ituke sini. Hingga urusan kita selesai, dia aman di Jakarta. Setelahitu, tergantung pertemuan kita, apakah dia akan dimasukkan kepenjara atau kami membuatnya menghilang begitu saja. Sekalilagi, Thomas, sekali kami melihat kau membawa orang lain,siapa pun itu, pertemuan batal, dan kau tahu risikonya. Tidakada lagi percakapan hingga kau tiba di pelabuhan kontainerHong Kong.” Percakapan diputus dari seberang sana. Aku mendengus me­nahan marah, tidak sempat bertanya lebih detail tentang per­temuan itu. Menghela napas panjang, berusaha mengendalikan emosi. Persis seperti yang kuduga. Mereka ”mengundangku” menye­lesaikan masalah ini. Berharap, sekali tepuk semua urusan selesaihingga ke akar-akarnya. Aku menyisir rambut dengan jemari.Tentu saja mereka akan memilih Hong Kong sebagai lokasi per­temuan. Shinpei, otak dari seluruh mafia hukum berada di sana.Dia juga sekaligus orang yang menjebakku dengan seratus kilo­gram bubuk heroin dan senjata itu. Jenderal bintang tiga ituhanya ”petugas lapangan” dalam permainan ini. Dia yang di­perintah Shinpei menyelesaikan masalah Om Liem. Diperintah­kan untuk membajak konvoi mobil tahanan Om Liem, mem­bawa Om Liem ke Hong Kong, sekaligus memaksaku datang. Aku tahu, pergi ke sana sama saja dengan mendatangi sarang 302mafia. Shinpei jelas bukan hanya orang di belakang seluruhmafia hukum di negeri ini. Dia sekaligus anggota mafia duniahitam di Hong Kong. Tidak semua orang bisa menyediakan se­ratus kilogram bubuk heroin, meletakkan persenjataan lengkap.Aku mengepalkan tinju, tapi aku tidak punya pilihan, merekasudah memberikan deadline, dengan ancaman serius yang me­nyertainya. Ini gila, benar-benar situasi gila yang harus kuhadapi. ”Aku harus segera pergi!” Aku menoleh ke arah Maryam,Maggie, dan Kris yang sejak tadi menatapku, menunggu hasilpembicaraan. Wajah mereka bertiga terlihat tegang. Maryam berdiri, mengangguk. ”Tidak. Kali ini kau terpaksa tinggal, Maryam. Mereka hanyamemintaku datang sendiri. Kau bisa menunggu di kantor Krishingga besok siang.” Aku mengabaikan wajah tidak mengerti Maryam, menoleh kearah Maggie. ”Setelah aku pergi, kau segera hubungi Tante Liem,Meg. Segera bawa beliau ke sini, menunggu bersama Maryam.Kalian semua aman sementara waktu di sini. Aku harus melaku­kan semua ini sendirian.” ”Kau tidak nekat akan mendatangi mereka sendirian, Tho­mas?” Maryam berseru, bertanya sambil mencengkeram lengan­ku. Aku mengangguk. ”Itu sama saja bunuh diri, Thomas!” Maryam berkata dengansuara serak. Wajahnya tegang sekali, bahkan dia hampir me­nangis karena perasaan tegang. ”Aku akan mencari cara agar hal itu tidak terjadi, Maryam.Nah, sekarang dengarkan aku, Maryam.” Aku memegang tanganMaryam, menatapnya. ”Aku tidak punya waktu banyak untuk 303menjelaskan, jadi kaudengarkan baik-baik. Mereka memintakusegera pergi ke Hong Kong, tempat Om Liem ditahan. Merekahanya memberi waktu enam jam. Itu berarti sebelum pukulenam pagi. Jika besok sore tidak ada kabar dariku, aku tidakmenghubungi, berarti hal buruk telah terjadi di Hong Kong.Kauajak Tante Liem pergi ke sekolah berasrama, temui Opa danKadek di sana. Bilang kepada Opa, semua sudah berakhir diHong Kong. Aku, Om Liem, tidak ada lagi kabar beritanya.” Maryam berseru cemas. ”Dengarkan aku baik-baik, Maryam, dengarkan aku dulu.”Aku memegang tangan Maryam erat-erat, menyuruhnya konsen­trasi. ”Setiba di sekolah berasrama, bilang kepada Opa agar ka­lian segera mengemasi barang, bawa seperlunya, tinggalkan yanglain. Kalian berempat pindah ke negara lain, menetap di sana,gunakan identitas baru, nama baru, putuskan semua kontak de­ngan kenalan, kerabat, teman. Dengan demikian semoga merekakesulitan mengejar kalian, karena jelas mereka akan buas menge­jar kalian ke mana pun. Aku minta maaf telah melibatkanmudalam semua kekacauan ini, Maryam. Aku telah merusak karier,masa depan, kehidupan, semua hal berharga yang kaumiliki. Akusungguh minta maaf.” Maryam sekarang menangis, menatapku tidak percaya. Aku melepaskan genggaman tanganku padanya, menoleh kearah Maggie. ”Sekarang pukul dua belas, waktuku hanya enamjam. Kau bisa bantu belikan aku tiket penerbangan ke HongKong, Meg, pukul satu dini hari nanti ada jadwal penerbangansalah satu maskapai ke sana. Semoga aku masih bisa mengejar­nya ke bandara. Kaukirim tiketnya via e-mail.” Aku menghela napas pelan. Lihatlah, mereka bahkan meren­ 304canakan ini dengan matang. Mereka tahu persis aku harus me­ngejar jadwal penerbangan itu, satu-satunya penerbangan yangtersisa. Maggie mengangguk, tidak banyak bicara. Meskipun Maggietidak menangis seperti Maryam, aku bisa merasakan seluruhemosi yang dia rasakan. Marah, bingung, sedih, cemas, semuabercampur aduk dari tatapan matanya. ”Terima kasih sudah membantuku selama enam tahun ter­akhir, Meg. Kau adalah staf paling membanggakan yang pernahkumiliki. Jika besok sore tidak ada kabar dariku, kaukumpulkansemua konsultan senior untuk melakukan pertemuan. Biarkanmereka yang memutuskan nasib perusahaan ini tanpa dirikulagi. Kau aman. Mereka tidak akan mengejarmu. Nah, kalau kaumau, kau juga bisa pindah bekerja di tempat lain, Meg. Sebagaibonus pemutusan hubungan kerja, kau boleh menjual satu ataudua mobil operasional kantor. Uangnya bisa kaugunakan untukjalan-jalan ke Paris, Roma, seperti yang kaucita-citakan selamaini.” Aku mencoba bergurau. ”Kau akan kembali, Thom.” Suara Maggie serak, matanya me­merah. ”Kau selalu kembali ke kantor ini. Sesulit apa pun ma­salah yang kauhadapi. Aku akan selalu menunggu di ruangankerjaku, menunggu kau melintas pintu ruangan, selalu tertawamenatapku, tawa yang amat kukenal.” Aku tersenyum penuh penghargaan. Selain tabiatnya yangselalu berterus terang, ceplas-ceplos, dan suara cemprengnyayang menyebalkan, Maggie adalah teman terbaik yang kumiliki.Dia tidak pernah putus harapan kepadaku. Tidak pernah.Maggie selalu yakin aku bisa melakukan apa pun. Aku menoleh ke arah Kris. ”Sesuai perjanjian kita, kantor ini 305adalah milikmu, Kris. Jadi jika aku tidak kembali dari menghajarpara bedebah itu, kau berhak penuh memutuskan apa yang akankaulakukan dengan kantor dan stafmu. Saranku, tidak semuaorang nyaman berinteraksi dengan orang yang jarang mandi.Mungkin sudah saatnya kau sedikit memikirkan tentang penam­pilan diri sendiri.” Aku tertawa, menepuk bahunya. Kris ikut tertawa—meski nadanya suram dan prihatin. ”Aku merasa terhormat pernah bekerja denganmu, Thomas.”Kris mengulurkan tangan. ”Kau satu-satunya orang yang tidakpernah bertanya kenapa beberapa tahun lalu aku meretas ja­ringan retailer jahat Singapura itu. Kau memercayaiku bahkanpada detik pertama kita berkenalan.” Aku mengangguk. Penjelasan selalu datang dari orang yangtepat, waktu yang tepat. Aku tidak pernah merasa perlu me­maksa Kris menjelaskan soal itu. ”Nah, saatnya berpamitan. Selamat malam, Maryam, Maggie,Kris. Semoga yang terbaik yang akan terjadi beberapa jam kedepan.” Dan sebelum Maryam berseru kencang berusaha mence­gahku, atau Maggie mengatakan sesuatu, atau Kris balas meng­ucapkan salam berpamitan, aku sudah balik kanan, melangkahcepat meninggalkan ruangan besar dengan enam layar komputercanggih. Saatnya menuju arena pertarungan yang aku tunggusejak dua puluh tahun lalu. Saatnya aku memasuki lingkaran merah selebar dua meter didunia nyata—bukan arena klub. Aku petarung sejati. Aku tidakakan pernah mundur selangkah, sebesar apa pun kekuatan la­wan. Demi kehormatan, demi abu hitam papa-mamaku. 306Episode 29 Mengungkit Masa LaluAKU memacu mobilku keluar dari parkiran kantor. Pukul00.05, jalanan kota Jakarta sepi. Speedometer mobil menyentuhangka 150 km/jam, melesat di atas jalan bebas hambatan, menujubandara. Mataku konsentrasi penuh. Kedua tanganku menceng­keram kemudi erat-erat. Aku tiba di lobi keberangkatan internasional lima belas menitkemudian, memarkir mobil sembarangan, meloncat turun, berlarimenuju pintu masuk. Mengabaikan petugas sekuriti yang me­neriakiku agar memindahkan mobil. Astaga, aku tidak punyawaktu untuk melakukannya. Silakan saja kalau dia hendak men­derek paksa mobil itu. Maggie sudah mengirimkan e-mail berisitiket pesawat. Aku membuka e-mail tersebut sambil berlari me­nuju loket check-in. Sejauh ini tidak ada masalah. Dua petugastetap menerima tiketku meski tenggat check-in sudah lewat be­berapa menit. Juga tidak ada masalah di gerbang imigrasi. Pe­tugas memerika surat jalan sementara yang kumiliki, tanpa ba­ 307nyak bicara menstempel dokumen perjalanan, mempersilakankumelintas menuju ruang tunggu keberangkatan internasional. Mereka memegang janji, tidak ada pasukan khusus, tidak adapolisi, atau petugas apa pun yang dikirim untuk menghambatku.Aku lancar menaiki pesawat terbang. Pesawat komersial ber­badan besar itu penuh, entah bagaimana Maggie mendapatkanselembar tiket di menit terakhir. Aku bisa duduk di kelas ekse­kutif seperti biasa. Pramugari ramah menyapa namaku, mena­warkan welcome drink. Aku menggeleng. Dalam situasi sepertiini, aku tidak haus dan lapar. Perjalanan Jakarta-Hong Kong membutuhkan waktu tempuhempat jam. Pukul 01.00 tepat, pesawat itu lepas landas, melesatterbang. Dari jendela pesawat sebelah kursiku, gemerlap cahayakota Jakarta terlihat indah, tidak peduli berapa kali pernah me­lihatnya, itu tetap pemandangan yang menakjubkan, tapi akumenatapnya kosong. Di kepalaku justru hadir kenangan masa lalu itu. Papa Edward dan Om Liem pebisnis yang baik. Mereka me­miliki garis tangan yang hebat. Umur mereka baru dua puluh ta­hun saat mengambil alih toko tepung terigu dari Opa. Saat itu,Papa Edward dan Om

Debut Nafa Urbach sebagai produser

Tak hanya menjadi film pertama dari sang sutradara, film Air Mata di Ujung Sajadah juga menjadi debut bagi Nafa Urbach sebagai seorang produser, lho.

Seperti yang kita ketahui, wanita yang kerap disapa Nafa ini lebih dikenal sebagai seorang aktris.

Sejumlah film telah dibintangi olehnya, misaknya Iblis Dalam Kandungan, Ashiap Man, Kembang Kantil, Kuntilanak 3, dan sebagainya.

Tidak hanya itu saja, sejumlah sinetron juga pernah dilakoni oleh sang wanita seniman satu ini.

Sinopsis Film Air Mata di Ujung Sajadah

Kisahnya Air Mata di Ujung Sajadah berkutat pada konflik perebutan anak karena sebuah kebohongan besar yang ditutupi sekian lama.

Film ini mengisahkan tentang karakter Aqilla (diperankan oleh Titi Kamal) yang melahirkan bayi dari pernikahan yang tidak direstui oleh Halimah (diperankan oleh Tutie Kirana), ibunya.

Setelah suami Aqilla meninggal karena kecelakaan, Halimah membohongi Aqilla dan mengatakan bahwa bayinya meninggal saat dilahirkan.

Halimah terpaksa berbohong kepada Aqilla karena menurutnya sang anak belum siap menjadi seorang ibu, apalagi tanpa kehadiran suami.

Kemudian, Halimah memberikan cucunya kepada pasangan yang sudah lama menikah namun belum dikarunia anak, yakni Arif (diperankan oleh Fedi Nuril) dan Yumna (diperankan oleh Citra Kirana).

Bayi itu kemudian diberi nama Baskara yang berarti cahaya oleh kedua orangtua barunya.

Seperti namanya, kehadiran Baskara di keluarga Arif dan Yumna memang membawa cahaya dan kebahagiaan bagi seisi rumah.

Selang tujuh tahun kemudian, Aqilla akhirnya mengetahui bahwa sang anak masih hidup.

Dia bertolak dari kehidupannya yang hampa di London dan berusaha mendapatkan kembali sang anak, Baskara.

Namun, Aqilla harus berhadapan dengan Yumna agar dapat mendapatkan kembali Baskara ke pelukannya.

Dalam trailer yang dirilis oleh Beehvae Pictures menampilkan kehidupan Aqila yang penuh kerinduan dengan sang anak yang diyakininya telah meninggal.

Bahkan, Aqilla yang sudah tinggal di London kerap merayakan ulang tahun anaknya yang ketujuh seorang diri.

Suatu hari, Halimah jatuh sakit sehingga Aqilla bergegas pulang ke Indonesia. Halimah pun akhirnya membongkar rahasia yang selama ini ia tutupi bahwa anak dari Aqilla masih hidup.

Kebenaran itu menuntun Aqilla yang akhirnya bertemu dengan Arif dan Yumna, orang tua asuh anaknya dari semenjak lahir hingga usianya tujuh tahun.

Kehidupan Arif dan Yumna yang semula baik-baik saja harus berubah seketika sejak kehadiran Aqilla yang mencoba mendekati Baskara.

Sejak pertemuan Aqilla dan Yumna, konflik pun tak dapat terbendung lagi. Keduanya berseteru satu sama lain untuk mempertahankan Baskara.

Sebagai ibu kandungnya, Aqilla merasa bahwa dia berhak mengasuh Baskara.

Sementara Yumna juga tidak bisa melepaskan Baskara begitu saja karena dia sudah mengganggap Baskara seperti anaknya sendiri. Karena sudah mengasuhnya sedari baru lahir, Yumna merasa berhak memiliki Baskara.

Di tengah mereka, Arif berusaha bijak dalam menyikapi persoalan tersebut. Yumna mendesak Arif untuk mempertahankan hak asuh Baskara.

Namun, Arif justru bersikap sebaliknya yakni merelakan jika Baskara ingin diambil kembali oleh Aqilla.

Konflik antara Aqilla dan Yumna yang disuguhkan dalam kisah Air Mata di Ujung Sajadah ini menciptakan banyak adegan haru.

Karena sejatinya mereka berdua memiliki perasaan sayang mendalam kepada Baskara.

Nonton A Time Called You 2023 Full Movie Bukan di Drakorindo, Dramaqu, Inidramaku

Disutradarai oleh Key Mangunsong

Mendapatkan arahan dari sutradara Key Mangunsong, Air Mata di Ujung Sajadah menjadi film pertama Key Mangunsong sebagai seorang sutradara film.

Pertama kali, dia menjadi sutradara dalam sinetron Lupus Milenia pada usia 29 tahun.

Memiliki nama asli Ria Christine Murniati Simangunsong, Key Mangunsong tak hanya menjadi seorang pengarah.

Nyatanya, dia juga pernah tercatat menjadi penulis skenario di sejumlah film. Kemudian, Key Mangunsong juga tercatat menjadi produser beberapa program yang ditayangkan di stasiun televisi.

Tiket special screening habis terjual

Fakta menarik lainnya tentang film Air Mata di Ujung Sajadah adalah minat penonton terhadap film ini.

Sebelum resmi rilis resmi di bioskop-bioskop dalam negeri pada 7 September 2023, film Air Mata di Ujung Sajadah sudah mengadakan sejumlah special screening.

Menariknya, tiket special screening tercatat terjual sampai habis.

Mereka yang memiliki tiket special screening telah menonton film ini lebih dahulu pada Selasa, 5 September 2023 jika dibandingkan dengan penonton yang membeli tiket pada 7 September 2023.

Aktris Jenny Rachman comeback

Melalui film satu ini, para penonton bisa menyaksikan aktris Jenny Rachman yang telah berusia di atas 60 tahun kembali menunjukkan kemampuannya dalam berakting.

Salah satu aktris senior tanah air ini memang namanya telah dikenal cukup lama.

Film Air Mata di Ujung Sajadah disebut menjadi film pertamanya setelah lama tak berakting belasan tahun.

Sebelum membintangi film ini, Jenny sudah lama tidak tampil dalam industri seni peran. Film terakhir yang ia bintangi adalah Di Bawah Lindungan Ka’bah pada 2011 silam.

Berikut Sinopsis dan Jadwal Tayang Film Air Mata di Ujung Sajadah

Sejak trailer resminya dirilis, jadwal penayangan film Air Mata di Ujung Sajadah sangat dinantikan oleh para penggemar.

Seperti yang kita ketahui, Air Mata di Ujung Sajadah adalah film terbaru yang digarap oleh sutradara Key Mangunsong dan merupakan hasil adaptasi novel berjudul sama karya penulis Asma Nadia.

Merupakan film terbaru dari Titi Kamal, film Air Mata di Ujung Sajadah juga turut dibintangi oleh Fedi Nuril, Citra Kirana, Krisjiana Baharudin, Faqih Alaydrus, dan Tutie Kirana.

Diproduseri oleh Ronny Irawan bersama aktris Nafa Urbach, film Air Mata di Ujung Sajadah menghadirkan drama penuh konflik antara tokoh Aqilla dan Yumna.

Film Air Mata di Ujung Sajadah resmi merilis official trailer dan poster perdananya di Plaza Senayan XXI pada awal Agustus lalu.

Acara ini turut dimeriahkan oleh penampilan Yuni Shara yang menyanyikan salah satu soundtrack film tersebut berjudul “Sepi”.

Sebelum menontonnya di bioskop, yuk baca informasi seputar filmnya berikut ini.

Nonton Film The Nun 2 2023, Sinopsis, Pemeran, Jadwal, Bukan di LK21 atau Bioskopkeren

Jadwal Tayang Film Air Mata di Ujung Sajadah

Trailer film Air Mata di Ujung Sajadah dengan durasi 1 menit 48 detik telah ditayangkan pada 4 Agustus 2023 melalui kanal YouTube Beehave Pictures.

Kemudian per 7 September 2023 pukul 17.00 WIB, trailer film tersebut telah mengantongi 93 ribu tayangan.

Bergenre drama, film Air Mata di Ujung Sajadah sudah tayang di bioskop seluruh Indonesia mulai Kamis, 7 September 2023.

Buat kamu yang penasaran dengan kisah Aqilla dan Yumna, kamu bisa tonton kisah mereka selengkapnya dalam film Air Mata di Ujung Sajadah.

Nonton Film Susuk 2023, Sinopsis, Nama Pemeran, Jadwal Tayang Bukan LK21, Indoxxi

Fakta Menarik Film Air Mata di Ujung Sajadah

Air Mata di Ujung Sajadah tentunya cocok masuk dalam list deretan film terbaru yang bisa kamu tonton di bulan September ini.

Sebelum menyaksikannya di bioskop, yuk ulik terlebih dahulu beberapa fakta menarik dari film Air Mata di Ujung Sajadah berikut ini.