Narrative Altcoin Adalah
Bagaimanakah Masa Depan Altcoin?
Diskusi tentang masa depan altcoin dan aset kripto memiliki kesamaan sejarah dengan situasi yang menyebabkan penerbitan dolar oleh pemerintah federal pada abad ke-19.
Berbagai bentuk mata uang lokal beredar di Amerika Serikat pada saat itu, masing-masing memiliki karakteristik unik dan didukung oleh instrumen yang berbeda. Bank-bank lokal juga menerbitkan mata uang, kadang-kadang didukung oleh cadangan fiktif.
Keanekaragaman mata uang dan instrumen keuangan tersebut mirip dengan situasi pasar altcoin saat ini. Ada ribuan altcoin yang tersedia di pasar, masing-masing mengklaim melayani tujuan dan pasar yang berbeda.
Keadaan pasar altcoin saat ini menunjukkan bahwa kemungkinan besar tidak akan terjadi konsolidasi ke dalam satu mata uang kripto tunggal.
Meski demikian, diperkirakan bahwa sebagian besar dari ribuan altcoin yang ada di pasar kripto kemungkinan tidak akan bertahan lama.
Pasar altcoin mungkin akan terkonsentrasi pada beberapa altcoin saja—yang memiliki utilitas kuat, kasus penggunaan yang jelas, serta tujuan blockchain yang solid—yang pada akhirnya akan mendominasi pasar.
Altcoin Season Imbas Perkembangan Teknologi
Koin alternatif memiliki fungsi dan pola operasi yang beragam. Kerap kali inovasinya berkembang lebih dulu ketimbang Bitcoin.
Sebut saja ADA yang mengklaim sebagai koin ramah lingkungan berkat protokol Proof of Stake. Selain itu, Ethereum yang bersiap meluncurkan Ethereum 2.0 yang katanya akan menyelesaikan persoalan pada versi sebelumnya.
Masih banyak terobosan lain yang dilakukan oleh komunitas blockchain yang membuat koinnya lebih menarik ketimbang Bitcoin. Begitu terobosan ini tercium oleh pasar, harganya akan bergerak cepat hingga mengalahkan kinerja si raja kripto.
Baca juga: Apa Itu Impact Investing?
Seperti halnya saham, mata uang kripto juga sering dipengaruhi oleh ulah para crypto influencer dan isu-isu terkait. Bitcoin sempat longsor lantaran dituding kurang ramah lingkungan, sebagaimana Dogecoin melesat ke bulan lantaran cuitan Elon Musk.
Berbagai sentimen bisa memengaruhi pasar kripto yang menginisiasi dimulainya musim baru. Sebagai instrumen dengan volatilitas tinggi, sentimen pasar memegang peranan penting dalam pergerakan harga, jua penentuan musim.
Baca juga: Apa Itu Altcoin Index?
Apa Saja Altcoin Populer Saat Ini?
Beberapa referensi akan memberi kamu informasi yang penting untuk menentukan koin mana yang akan kamu koleksi di musim ini. Perhatikan market cap hingga harga per keping, juga inovasi dan fungsi yang ditawarkan oleh koin incaranmu.
Sebagai referensi, koin alternatif dengan market cap tertinggi masih dipegang oleh Ethereum yang berhasil menguasai US$270 miliar kapitalisasi pasar aset kripto. Tapi ternyata, masih banyak lho altcoin lain yang performanya bagus dengan harga terjangkau.
Menurut blockchain centre, kinerja koin terbaik justru dipegang oleh Dogecoin. Dalam 90 hari terakhir Dogecoin berhasil tumbuh hingga 298,5% loh, Sobat Cuan. Padahal tiap keping dogecoin hanya dihargai US$0,2382 atau sekitar Rp3.500 saja.
Selain itu, koin native milik jaringan blockchain Polkadot dan Cardano yakni DOT dan ADA juga cukup menarik untik kamu koleksi. Keduanya dipatok dengan harga masing-masing US$16 dan US$1,45 saja!
Jika dibandingkan dengan harga Bitcoin yang selangit, tentu saja retail lebih diuntungkan dengan adanya koin alternatif. Saat ini Bitcoin masih kuat bertengger dengan harga US$34.720 per keping, atau setara dengan lebih dari Rp500 juta per kepingnya.
Tak salah jika altcoin season adalah musim cuan yang paling dinantikan Sobat Cuan sekalian.
Altcoin Season Adalah Angin Segar Buat Pemula di Dunia Kripto
Sesi perdagangan yang dapat dikatakan sebagai altcoin season adalah sesi dimana 75% dari 50 koin alternatif teratas berkinerja lebih baik dari Bitcoin. Periode yang ditentukan oleh konsensusnya adalah sepanjang 90 hari.
Dalam hal ini, kamu bisa mengecek apakah sedang terjadi altcoin season atau tidak pada laman blockchain centre.
Lantas, kenapa altcoin season menjadi “lebaran” bagi trader bermodal cekak? Jawabannya adalah mereka bisa bermandikan cuan secara gampang di periode-periode tersebut.
Seperti yang kita ketahui, saat ini Bitcoin adalah aset kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, yakni sekitar 45 hingga 50% dari total kapitalisasi pasar cryptocurrency. Namun, popularitas Bitcoin tersebut juga tercermin dari harganya yang mahal.
Saat ini, satu keping BTC dibanderol sekitar US$35.000, sehingga tak semua trader bisa membelinya. Saking mahalnya, Bitcoin sampai dibanderol dalam satuan terkecil yakni satoshi unit.
Sehingga, satu-satunya cara bagi trader tersebut untuk menjadi sultan adalah bermain di altcoin. Harganya memang lebih murah dari BTC, sehingga mereka bisa memilikinya hingga berkeping-keping.
Kemudian, apa yang terjadi jika 50 altcoin membukukan kinerja yang mumpuni? Hasilnya tentu panen cuan bagi trader berkantong tipis, bukan?
Kelebihan dan Kekurangan Investasi Altcoin
Perlu diketahui bahwa salah satu kelebihan utama berinvestasi di altcoin bagi para investor adalah peluang untuk diversifikasi portofolio.
Altcoin menawarkan berbagai pilihan dengan fungsi dan teknologi yang berbeda, yang memungkinkan investor menyebarkan risiko mereka di berbagai proyek kripto.
Selain itu, banyak altcoin memiliki biaya masuk yang lebih rendah dibandingkan Bitcoin, yang menjadikannya alternatif yang menarik bagi investor yang ingin berpartisipasi di pasar mata uang kripto tanpa mengeluarkan modal besar.
Namun, ada juga beberapa kekurangan yang perlu diperhatikan. Volatilitas altcoin cenderung lebih tinggi daripada Bitcoin, yang dapat menyebabkan fluktuasi harga yang ekstrem dalam waktu singkat.
Bukan itu saja, sulitnya menentukan altcoin mana yang memiliki kasus penggunaan yang sukses di pasar menjadi tantangan tersendiri bagi investor.
Banyak altcoin tidak memiliki utilitas yang jelas atau dukungan jangka panjang, yang membuat risiko kehilangan nilai lebih tinggi. Sejumlah altcoin bahkan mungkin tidak bertahan lama, membuat investor rentan terhadap kerugian.
Nah, itulah tadi pembahasan menarik tentang pengertian Altcoin, mulai dari sejarah, kelebihan hingga kekurangannya yang dapat kamu baca selengkapnya di artikel Akademi crypto di Indodax Academy.
Altcoin adalah mata uang kripto selain Bitcoin, dan kadang-kadang termasuk Ethereum. Altcoin mencakup ribuan token yang dirancang untuk tujuan berbeda.
Banyak altcoin dibuat sebagai solusi untuk keterbatasan Bitcoin, dengan menawarkan kecepatan transaksi lebih cepat, biaya lebih rendah, atau fitur baru seperti smart contract.
Altcoin populer meliputi stablecoin seperti USDT, token utilitas seperti Ether, dan token meme seperti Dogecoin.
Ya, pasar altcoin cenderung lebih volatil dan memiliki risiko lebih tinggi dibandingkan Bitcoin karena likuiditas yang lebih rendah dan banyaknya proyek yang gagal.
Hanya altcoin yang memiliki utilitas jelas dan dukungan kuat yang kemungkinan akan bertahan di masa depan. Banyak altcoin lain mungkin menghilang dari pasar.
Pengertian Altcoin adalah adalah cryptocurrency lain yang diluncurkan setelah kesuksesan Bitcoin. Umumnya sebagai alternatif yang lebih baik dari Bitcoin.
Istilah ini mengacu pada semua cryptocurrency selain dari Bitcoin. Pada awal 2020 ada lebih dari 5.000 cryptocurrency dengan beberapa perkiraan. Menurut CoinMarketCap, altcoin menyumbang lebih dari 34% dari total pasar cryptocurrency pada Februari 2020.
“Altcoin” adalah kombinasi dari dua kata “alt” dan “coin” dan mencakup semua alternatif untuk Bitcoin. Keberhasilan Bitcoin sebagai mata uang digital peer-to-peer pertama yang membuka jalan.
Mencoba menargetkan batasan yang dirasakan dari Bitcoin, Altcoin harus memiliki keunggulan kompetitif untuk berhasil melawan Bitcoin.
Banyak altcoin dibangun di atas kerangka dasar yang disediakan oleh Bitcoin. Dengan demikian sebagian besar altcoin adalah peer-to-peer. Mereka mencoba menawarkan cara yang efisien dan murah untuk melakukan transaksi di Internet.
Baca juga: Metode Investasi Cryptocurrency Paling Menguntungkan
1. Berbasis Penambangan
Memiliki proses penambangan di mana koin baru dihasilkan dengan memecahkan masalah yang menantang untuk membuka blokir. Sebagian besar altcoin teratas pada awal 2020 termasuk dalam kategori ini. Ethereum adalah altcoin berbasis pertambangan paling terkenal pada Februari 2020.
Stablecoin berupaya meningkatkan Bitcoin dengan mengurangi volatilitas. Dalam praktik sebenarnya, ini dicapai dengan mengikat nilai koin ke mata uang yang ada.
Baca juga: Apa Itu White Paper?
Terkait dengan bisnis dan sering diluncurkan dalam penawaran koin awal (ICO). Token keamanan menyerupai saham tradisional. Dan mereka sering menjanjikan beberapa jenis dividen seperti pembayaran atau kepemilikan dalam bisnis.
Token utilitas memberikan klaim pada layanan dan terkadang dijual sebagai bagian dari ICO. Filecoin adalah contoh luar biasa dari token utilitas yang ditawarkan di ICO. Filecoin dirancang untuk dapat ditukar dengan ruang penyimpanan file terdesentralisasi.
Total Value Locked
Untuk layer-two di atas, bisa juga dinilai dari TVL (Total Value Locked) yaitu seberapa besar aset yang terkunci di blockchain tersebut. Ini menandakan bahwa para komunitas mempercayai keamanan project tersebut.
Salah satu website yang menampilkan data Total Value Locked adalah L2Beat.
Apakah anda telah membaca whitepaper project mereka? Bagaimana menurut anda? Apakah anda yakin bahwa mereka bisa mencapai goal dan target yang telah ditentukan? Seperti apa roadmap mereka, apakah menurut anda achievable?
Yang terakhir ini sering dilewatkan oleh masyarakat. Misalnya saja ada perusahaan yang berdomisili di Indonesia, yang berencana menawarkan sebuah produk untuk menggunakan Bitcoin sebagai alat transaksi jual-beli sehari-hari. Idenya cukup menarik, namun apakah hal seperti ini diperbolehkan oleh Bank Indonesia? Dan apa strategi mereka untuk memenuhi syarat hukum di negara tempat mereka berada?
Ketika investor memasuki industri mata uang kripto, ada sebuah istilah yang dikenal sebagai altcoin yang mengacu pada semua jenis mata uang kripto selain Bitcoin. Sejak pertumbuhan cepat Bitcoin di tahun 2013, sangat banyak proyek mata uang kripto lainnya diciptakan untuk menyaingi Bitcoin. Data dari CoinMarketCap menunjukkan bahwa ada lebih dari 17.000 proyek altcoin yang beredar di seluruh dunia, dari koin meme hingga ke stablecoin.
Bitcoin adalah mata uang kripto sukses pertama yang ditemukan di tahun 2009. Belajar dari kesuksesan dan kegagalan Bitcoin, banyak proyek mata uang kripto lainnya diciptakan. Bitcoin di tahun 2011 silam, kurang akan utilitas selain fungsinya sebagai sistem pembayaran elektronik digital peer-to-peer, untuk menyelesaikan kurangnya utilitas ini, pakar komputer lainnya menciptakan jenis-jenis mata uang kripto yang berbeda-beda, untuk menyelesaikan masalah yang tidak bisa diselesaikan oleh Bitcoin.
Sepanjang berjalannya waktu, sudah ada banyak proyek kripto yang dikembangkan, untuk menyaingi Bitcoin ataupun sebagai proyek pelengkap itu sendiri.
Proyek-proyek kripto lain ini disebut sebagai Altcoin. “Alt” adalah singkatan untuk kata alternatif, dan “Coin” berarti suatu mata uang kripto atau Bitcoin. Altcoin dapat diartikan sebagai mata uang kripto alternatif dan bisa juga sebagai alternatif Bitcoin.
Ethereum adalah altcoin terbesar dalam halnya kapitalisasi pasar dan selalu berada di posisi nomor dua di ranking aset kripto sejak tahun 2105.
Tim / Orang-orang dibalik project tersebut
Volume Trading – Lihat Gambar di Atas
Faktor ini sering terlewatkan oleh khalayak umum. Bayangkan jika anda memiliki koin ABC sebesar 10 juta Rupiah. Tetapi volume trading yang terjadi hanyalah 1 juta rupiah. Berarti anda tidak bisa melikuidasikan posisi anda, dan/atau harganya langsung anjlok begitu anda menjualnya.
Tentu dalam keadaan sebenarnya, agak jarang bagi seseorang untuk memiliki koin yang berjumlah lebih besar dari volume trading – kecuali seorang whale (trader / investor dengan portfolio atau modal besar).
Yang lebih sering terjadi adalah harga koin yang tercatat di sebuah exchange hanya merepresentasikan jumlah koin yang sedikit. Jadi jika anda mempunyai jumlah koin yang agak besar, anda akan bisa merubah harga secara signifikan jika anda membeli atau menjual dengan harga market (market order).
Sejarah dan Perkembangannya di Dunia Kripto
Altcoin berusaha untuk memperbaiki keterbatasan yang dirasakan dari aset kripto dan blockchain asalnya atau pesaingnya. Altcoin pertama adalah Litecoin, yang di-fork dari blockchain Bitcoin pada tahun 2011.
Litecoin menggunakan mekanisme konsensus proof-of-work (PoW) yang berbeda dari Bitcoin, yang disebut Scrypt (dibaca ess-crypt), yang lebih hemat energi dan lebih cepat dibandingkan dengan mekanisme PoW SHA-256 milik Bitcoin.
Ether adalah altcoin lainnya. Namun, ether tidak di-fork dari Bitcoin. Ether dirancang oleh Vitalik Buterin, Dr. Gavin Wood, dan sejumlah orang lainnya untuk dipakai dalam Ethereum, mesin virtual berbasis blockchain terbesar di dunia.
Ether (ETH) berfungsi sebagai alat pembayaran bagi anggota jaringan yang melakukan validasi transaksi dengan mesin mereka. Ether juga digunakan sebagai jaminan (staking) untuk mendapatkan hak menjadi validator dan pengusul blok.
Cek email segera dan lakukan verifikasi email, kemudian Download & Login di GICTrade Mobile Apps
Beberapa altcoin menggunakan mekanisme konsensus yang berbeda untuk memvalidasi transaksi, membuka blok baru, atau berusaha membedakan diri dari Bitcoin dan Ethereum dengan menyediakan kemampuan atau tujuan baru yang lebih spesifik.
Sebagian besar altcoin dirancang dan diluncurkan oleh pengembang dengan visi atau kegunaan yang berbeda untuk token atau aset kripto mereka.